Anemia pada Remaja Putri

Kamis, 20 Desember 2012

Anemia pada Remaja Putri
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang darai normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati, 2011).
            Menurut Hardinsyah dkk (2007), anemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang terutama disebabkan oleeh kekurangan zat gizi ( khususnya zat besi) yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia bukan percerminan keadaan suatu penyakit aatau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis,  anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal (Depkes 2008). Pada pria, hemoglobin normal adalah 14-18 gr % dan eritrosit 4,5-5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan, hemoglobin normal 12-16 gr % dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm3. Nilai tersebut berbeda-beda untuk kelompok umur dan jenis kelamin sebagaimana ditetapkan oleh WHO seperti tercantum pada tabel 1.
Remaja putri lebih rentan anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Itu disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja putri adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-laki. Remaja putri setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis mengeluarkan darah. Itulah sebabnya remaja putri memerlukan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula. Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri tidak menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih mengganggap anemia masalah sepele. Remaja putri mudah terserang anemia karena :
  1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak mengonsumsi makanan  nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan  hewani,  sehingga kebutuhan  tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
  2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga membatasi asupan makanan.
  3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses.
  4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki-laki.
Tanda-tanda Anemia
            Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :
1.      Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)
2.      Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3.      Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Penyebab Anemia
            Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah
1.      Penghancuran sel darah merah yang  berlebihan
Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang  akan beredar melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat  sintesis, sel darah yang  belum matur (muda) dapat juga disekresi kedalam darah. Sel darah yang usianya muda biasanya gampang pecah sehingga terjadi anemia. Penghancuran sel darah merah yang berlebuhan dapat disebabkan oleh :
a.       Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, atau multiple myeloma.
b.      Masalah dengan system kekebalan tubuh.
c.       Kemoterapi
d.      Penyakit kronis seperti AIDS
2.      Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :
a.       Perdarahan : menstruasi, persalinan
b.      Penyakit : malaria, cacingan, kanker, dll
3.      Penurunan produksi sel darah merah
Jumlah sel darah yang diproduksi dapat  menurun ketika terjadi  kerusakan  pada daerah sumsum tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia. Penurunan produksi sel darah dapat terjadi akibat :
a.       Obat-obatan/ racun
b.      Diet yang rendah, vegetarian ketat
c.       Gagal ginjal
d.      Genetik, seperti talasemia
e.       Kehamilan
Menurut Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor pendorong anemia pada remaja putri adalah
a.       Adanya penyakit infeksi yang kronis
b.      Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri
c.       Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan
d.      Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk
Dampak Anemia pada Remaja Putri
            Menurut Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja putri adalah :
1.      Menurunnya kesehatan reproduksi
2.      Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
3.      Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
4.      Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
5.      Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
6.      Mengakibatkan muka pucat
Diagnosa Anemia
            Anemia biasanya terdeteksi atau setidaknya dikonfirmasi dengan menghitung sel darah lengkap. Secara umum, analisa sel darah lengkap dilakukan oleh dokter atau teknisi laboratorium dengan  melihat slide kaca dibuat dari sampel darah di bawah mikroskop. Saat ini, banyak pemeriksaan ini dilakukan secara otomatis dan dilakukan oleh mesin. Ada enam pengukuran komponen tes sel darah lengkap. Hanya tiga tes pertama yang relevan dengan diagnosis anemia (Proverawati, 2012) yaitu :

  1. Hitung sel darah merah
  2. Hematokrit
  3. Hemoglobin
  4. Sel darah putih
  5. Diferensial darah count
  6. Jumlah trombosit
Pencegahan Anemia
            Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia adalah :
1.      Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
1)         Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
2)         Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung vitamin C ( daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2.      Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD).
Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat  yang setiap tablet mengandung 200 mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

0 komentar: