Anemia pada Remaja Putri
Anemia
adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang
darai normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri
dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati, 2011).
Menurut Hardinsyah dkk (2007),
anemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang
terutama disebabkan oleeh kekurangan zat gizi ( khususnya zat besi) yang
diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia bukan percerminan keadaan suatu
penyakit aatau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia merupakan
suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal
(Depkes 2008). Pada pria, hemoglobin normal adalah 14-18 gr % dan eritrosit
4,5-5,5 jt/mm3. Sedangkan pada perempuan, hemoglobin normal 12-16 gr
% dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm3. Nilai tersebut berbeda-beda untuk
kelompok umur dan jenis kelamin sebagaimana ditetapkan oleh WHO seperti
tercantum pada tabel 1.
Remaja putri
lebih rentan anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Itu disebabkan
kebutuhan zat besi pada remaja putri adalah 3 kali lebih besar dari pada
laki-laki. Remaja putri setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis
mengeluarkan darah. Itulah sebabnya remaja putri memerlukan zat besi untuk
mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula. Yang sangat disayangkan adalah
kebanyakan dari remaja putri tidak menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih
mengganggap anemia masalah sepele. Remaja putri mudah terserang anemia karena :
- Pada
umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak
mengonsumsi makanan nabati yang
kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani,
sehingga kebutuhan tubuh
akan zat besi tidak terpenuhi.
- Remaja
putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga membatasi asupan makanan.
- Setiap
hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui
feses.
- Remaja
putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg per
hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki-laki.
Tanda-tanda Anemia
Menurut Proverawati (2011),
tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :
1.
Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai
(5L)
2.
Sering mengeluh pusing dan mata
berkunang-kunang
3.
Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata,
bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Penyebab Anemia
Menurut Proverawati (2012), penyebab
anemia adalah
1.
Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Sel-sel
darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang
akan beredar melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang belum matur (muda) dapat juga disekresi
kedalam darah. Sel darah yang usianya muda biasanya gampang pecah sehingga terjadi
anemia. Penghancuran sel darah merah yang berlebuhan dapat disebabkan oleh :
a.
Masalah dengan sumsum tulang seperti
limfoma, leukemia, atau multiple myeloma.
b.
Masalah dengan system kekebalan tubuh.
c.
Kemoterapi
d.
Penyakit kronis seperti AIDS
2.
Kehilangan darah
Kehilangan
darah dapat disebabkan oleh :
a.
Perdarahan : menstruasi, persalinan
b.
Penyakit : malaria, cacingan, kanker,
dll
3.
Penurunan produksi sel darah merah
Jumlah
sel darah yang diproduksi dapat menurun
ketika terjadi kerusakan pada daerah sumsum tulang, atau bahan dasar
produksi tidak tersedia. Penurunan produksi sel darah dapat terjadi akibat :
a.
Obat-obatan/ racun
b.
Diet yang rendah, vegetarian ketat
c.
Gagal ginjal
d.
Genetik, seperti talasemia
e.
Kehamilan
Menurut
Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor pendorong anemia pada remaja
putri adalah
a.
Adanya penyakit infeksi yang kronis
b.
Menstruasi yang berlebihan pada remaja
putri
c.
Perdarahan yang mendadak seperti
kecelakaan
d.
Jumlah makanan atau penyerapan diet yang
buruk
Dampak Anemia pada Remaja Putri
Menurut Merryana, dkk (2012), dampak
anemia bagi remaja putri adalah :
1.
Menurunnya kesehatan reproduksi
2.
Terhambatnya perkembangan motorik,
mental dan kecerdasan
3.
Menurunkan kemampuan dan konsentrasi
belajar.
4.
Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi
badan tidak mencapai optimal.
5.
Menurunkan fisik olahraga serta tingkat
kebugaran
6.
Mengakibatkan muka pucat
Diagnosa Anemia
Anemia biasanya terdeteksi atau
setidaknya dikonfirmasi dengan menghitung sel darah lengkap. Secara umum,
analisa sel darah lengkap dilakukan oleh dokter atau teknisi laboratorium
dengan melihat slide kaca dibuat dari
sampel darah di bawah mikroskop. Saat ini, banyak pemeriksaan ini dilakukan
secara otomatis dan dilakukan oleh mesin. Ada enam pengukuran komponen tes sel
darah lengkap. Hanya tiga tes pertama yang relevan dengan diagnosis anemia
(Proverawati, 2012) yaitu :
- Hitung
sel darah merah
- Hematokrit
- Hemoglobin
- Sel
darah putih
- Diferensial
darah count
- Jumlah
trombosit
Pencegahan Anemia
Menurut Almatzier (2011). Cara
mencegah dan mengobati anemia adalah :
1.
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
1)
Makan makanan yang banyak mengandung zat
besi dari bahan makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan
makanan nabati ( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
2)
Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang
banyak mengandung vitamin C ( daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat,
jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam
usus.
2.
Menambah pemasukan zat besi kedalam
tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD).
Tablet Tambah Darah adalah tablet besi
folat yang setiap tablet mengandung 200
mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.
0 komentar:
Posting Komentar